Case Study - YDSF Apps
- uishabrina
- Dec 30, 2022
- 7 min read
Updated: Jul 31, 2024
This project is worked on during my internships on SUB1 in 2021.

Background
Yayasan Dana Sosial al Falah (YDSF) adalah lembaga pengelola zakat, infaq, dan sedekah (ZIS) yang amanah, profesional, dan terpercaya di Indonesia. Pada masa pandemi ini, YDSF membuat inovasi dengan membangun sebuah platform aplikasi untuk menjembatani masyarakat yang terbatasi dalam interaksi sosial dikarenakan pandemi.
Goals
Tujuan bisnis kami adalah untuk mencari donatur dan penerima manfaat sebanyak mungkin. Kami akan menggunakan dana yang didonasikan untuk program-program yang bermanfaat bagi pengguna dan masyarakat. Kami juga akan terus mengembangkan produk-produk baru untuk meningkatkan pengalaman pengguna. Selain itu, kami ingin mempromosikan interaksi sosial antar muslim melalui pembuatan aplikasi, khususnya bagi mereka yang terbatas dalam interaksi sosial akibat pandemi. Kami yakin dengan ini akan menciptakan sebuah komunitas yang saling membantu dan mendukung satu sama lain.
Dalam case study ini, saya menggunakan metode Design Thinking sebagai framework proses design. Metode ini terdiri dari 5 fase tahapan, yaitu Empathise, Define, Ideate, Prototype, Test. Dalam proyek ini saya mengambil peran sebagai Full Stack Designer, karena semua proses ini saya lakukan sendiri (karena keterbatasan waktu & sumber daya).
UX Researcher : membuat rencana penelitian, menyusun pertanyaan survei, membagikannya, melakukan wawancara, melakukan benchmarking, menganalisis data & temuan, conduct Usability Testing, dll
UX Designer : mengelompokkan problem, membuat persona, ideation, prioritization, membuat task flow, membuat wireframe
UI Designer : explore inspirasi, membangun styleguide, merancang Hi-Fidelity, membuat prototype
Proses Desain yang digunakan dalam case study ini..

Empathize
Research Plan
Research plan dibuat sebagai panduan dan fokus bagi research yang akan dilakukan
Research Goals
Mengidentifikasi aktivitas sehari-hari, perilaku, pandangan, tantangan, kebutuhan, tujuan, dan motivasi masyarakat dalam mengajukan doa untuk kerabat/ustadzah atau meminta doa dari kerabat/ustadzah
Memahami proses lengkap seseorang dalam cara mereka meminta doa dari kerabat/ustadzah
Memahami proses lengkap seseorang ketika memberikan doa untuk teman/kerabat
Research Methods
Qualitative: In-Depth-Interview (5 participant, min 1 ustadzah): Untuk mendapatkan pain dan gain orang-orang yang pernah mendoakan maupun di doakan oleh kerabat/ustadzah baik sebelum pandemi atau ketika pandemi
Quantitative: Online Survey (google form/maze): Untuk validasi apakah pengguna lebih senang meminta doa melalui platform aplikasi mobile menggunakan chat, vn, video, live call atau video call
Research Participant
Pria/Wanita (20th - 50th)
Pernah meminta doa kepada kerabat/ustadzah dan pernah mengirim doa kepada kerabat/ustadzah sebelum atau sesudah pandemi
Muslim
Domisili Indonesia
Qualitative Research : In-Depth-Interview
Saya menggunakan Google Meet untuk melakukan wawancara. Saya menanyakan persepsi dan permasalahan tentang pengalaman mereka dari bagaimana cara mereka meminta/memberi doa kepada kerabat/ustadzah. Berikut adalah 2 tipe user yang terdiri dari 2 role:
Ustadzah : Orang yang memberi doa/mengirimkan doa
Jamaah : Orang yang request doa kepada kerabat/ustadzah
Participant Demography
Total Participant : 10 Orang
Rentang Umur partisipan : 20 – 57 tahun (20, 21, 22, 24, 24; 27, 43, 51, 57)
Lokasi : Surabaya, Tuban, Cikarang, Bandung
Kesibukan : kuliah, Kerja, Ibu Rumah Tangga, Bisnis
Aplikasi yang sering digunakan : WA, Line, Instagram
Referensi Aplikasi untuk meminta doa : WA, Instagram, KitaBisa, Line
In-Depth-Interview Script
In-Depth-Interview Script untuk Jamaah
Selamat datang ____. Terima kasih telah bersedia berpartisipasi di riset ini, perkenalkan nama saya ____. yang akan menjadi moderator di sesi ini. kami ingin mencari tahu tentang keseharian, perilaku, pemikiran, tantangan, kebutuhan, tujuan dan motivasi anda dalam meminta doa pada kerabat/ustadzah sehingga kami bisa membuat desain konten aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan. tidak ada jawaban salah atau benar , silahkan menjawab sesuai dengan keadaan anda.
(About)
Jika Anda memiliki pertanyaan selama interview nanti, silahkan disampaikan langsung saja tanpa menunggu. Saya meminta izin untuk merekam suara dan mengambil foto anda selama sesi untuk analisa data lebih lanjut. Data dan rekaman akan kami jaga kerahasiaan dan keamanannya. Anda diperbolehkan untuk tidak menjawab pertanyaan yang Anda rasa kurang berkenan dan menghentikan sesi ini, jika Anda tidak berkenan melanjutkan.
Demographic
Domisili dimana?
Apakah saat ini sedang bekerja atau masih bersekolah?
(Masih sekolah) Sekolah di jurusan apa?
(Sudah bekerja) Bekerja di bidang apa? Posisi?
(Masih sekolah) Bersekolah dimana?
(Sudah bekerja) Bekerja di mana?
(Masih sekolah) Sehari-hari, berkegiatan di sekolah dari jam berapa sampai jam berapa?
(Sudah bekerja) Sehari-hari, mulai bekerja dari jam berapa sampai jam berapa?
Background
Apakah anda pernah meminta doa kepada kerabat/ustadzah?
Kira2 dalam jangka waktu dari 2020 sampai sekarang, berapa kali anda meminta doa kepada kerabat/ustadzah?
Anda meminta doa untuk urusan apa?
Bagaimana cara anda biasanya meminta doa kepada kerabat/ustadzah? (Sebelum pandemi)
Dalam masa pandemi ini, semua pertemuan jadi dibatasi, bagaimana cara anda meminta doa kepada kerabat/ustadzah? (Setelah pandemi)
Apakah orang yang anda minta memenuhi permintaan anda?
Apa motivasi anda dalam meminta doa secara publicity
Apakah banyak orang yang merespon permintaan doa anda?
Kalau diberi pilihan untuk meminta doa secara publik dan private message, anda lebih memilih yang mana
Motivation
Apa yang mendorong anda sampai harus meminta doa kepada kerabat/ustadzah?
Biasanya anda meminta doa ke siapa? Apakah lebih sering ke kerabat/ustadzah?
Mengapa memilih meminta doa kepada ____(kerabat/ustadzah) dibandingkan yang lainnya?
Pain
Masalah apa yang Anda temukan pada saat hendak meminta doa kepada kerabat/ustadzah?
Masalah apa yang Anda temukan saat sudah meminta doa kepada kerabat/ustadzah?
Kapan umumnya kesulitan tersebut muncul?
Kenapa kesulitan tersebut bisa terjadi?
Apa cara yang Anda telah lakukan untuk menyelesaikan kesulitan tersebut
Goals & expectation
Bagaimana harapan yang anda inginkan dari doa yang dikirim oleh kerabat?
Apa yang anda rasakan ketika sudah mendapatkan doa dari kerabat/ustadzah?
App Commonly Used
Adakah platform tertentu yang biasanya anda gunakan untuk meminta doa kepada kerabat/ustadzah?
Kenapa menggunakan aplikasi tersebut?
Bisa ceritakan ngga gimana tuh pengalamannya meminta doa dari sebuah platform?
Dari platform apa anda meminta doa?
Bagaimana respon kerabat/ustadzah dalam mengirim doa yang anda kirimkan?
Apakah ada kendala yang anda alami dari menggunakan platform tersebut?
Jika diadakan sebuah fitur untuk request doa, apa harapan anda?
In-Depth-Interview Script untuk Ustadzah
Selamat datang ____. Terima kasih telah bersedia berpartisipasi di riset ini, perkenalkan nama saya ____. yang akan menjadi moderator di sesi ini. kami ingin mencari tahu tentang keseharian, perilaku, pemikiran, tantangan, kebutuhan, tujuan dan motivasi anda dalam meminta doa pada kerabat/ustadzah sehingga kami bisa membuat desain konten aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan. tidak ada jawaban salah atau benar , silahkan menjawab sesuai dengan keadaan anda.
(About)
Jika Anda memiliki pertanyaan selama interview nanti, silahkan disampaikan langsung saja tanpa menunggu. Saya meminta izin untuk merekam suara dan mengambil foto anda selama sesi untuk analisa data lebih lanjut. Data dan rekaman akan kami jaga kerahasiaan dan keamanannya. Anda diperbolehkan untuk tidak menjawab pertanyaan yang Anda rasa kurang berkenan dan menghentikan sesi ini, jika Anda tidak berkenan melanjutkan.
Demographic
Domisili dimana?
Apakah saat ini sedang bekerja atau masih bersekolah?
(Masih sekolah) Sekolah di jurusan apa?
(Sudah bekerja) Bekerja di bidang apa? Posisi?
(Masih sekolah) Bersekolah dimana?
(Sudah bekerja) Bekerja di mana?
(Masih sekolah) Sehari-hari, berkegiatan di sekolah dari jam berapa sampai jam berapa?
(Sudah bekerja) Sehari-hari, mulai bekerja dari jam berapa sampai jam berapa?
Background
Apakah anda pernah dimintai doa oleh kerabat atau jamaah?
Kira2 dalam jangka waktu dari 2020 sampai sekarang, berapa kali anda menerima permintaan doa dari kerabat?
Biasanya dalam konteks apa kerabat meminta doa?
Bagaimana cara anda biasanya mengirimkan doa kepada kerabat? (Sebelum pandemi)
Dalam masa pandemi ini, semua pertemuan jadi dibatasi, bagaimana cara anda mengirimkan doa kepada kerabat? (Setelah pandemi)
Apakah anda selalu memenuhi permintaan kerabat yang meminta doa?
Apakah orang lain meminta doa kepada anda secara publik?
Bagaimana cara orang lain meminta doa kepada anda?
Motivation
Apa yang mendorong anda sampai harus memberi doa kepada kerabat/ustadzah?
Pain
Masalah apa yang Anda temukan pada saat hendak memberi doa kepada kerabat/ustadzah?
Masalah apa yang Anda temukan saat sudah memberi doa kepada kerabat/ustadzah?
Kapan umumnya kesulitan tersebut muncul?
Kenapa kesulitan tersebut bisa terjadi?
Apa cara yang Anda telah lakukan untuk menyelesaikan kesulitan tersebut
Goals & expectation
Apa yang anda rasakan ketika sudah memberi doa dari kerabat/ustadzah?
App Commonly Used
Adakah platform tertentu yang biasanya digunakan oleh kerabat/orang lain untuk meminta doa kepada anda?
Bisa ceritakan ngga gimana tuh pengalamannya memberi doa dari sebuah platform?
Dari platform apa anda meminta doa?
Apakah ada kendala yang anda alami dari menggunakan platform tersebut?
Jika di adakan sebuah fitur untuk mengirim doa, apa harapan anda?
Recap Qualitative Research : In-Depth Interview
Berikut adalah recap dari tiap2 partisipan yang di wawancarai. Total partisipan yang di wawancari ada 10, dengan role jamaah sejumlah 9 dan role ustadz sejumlah 1 orang.
Recap for Jamaah Role









Recap for Usatdz Role

Research Summary and Insight from Quantitative Research : Online Survey
Dari survey yang dilakukan, kami mendapatkan data dari 162 user, mayoritas adalah kaum milenial dengan rentang usia 16–22 tahun dan masih menduduki bangku sekolah, baik SMA ataupun kuliah 📚👨🎓

Namun, dari 162 user, hanya 63% yang pernah meminta doa melalui perantara platform aplikasi. Lebih tepatnya hanya 102 user yang mengaku iya, dan 60 lainnya tidak 😢

Dari total 102 partisipan, mereka jarang meminta doa melalui platform online. Partisipan juga kebanyakan meminta doa kepada keluarga dan teman terdekat(dengan total jumlah suara untuk keluarga : 77 dan teman terdekat : 84)

Partisipan lebih senang meminta doa hanya ke orang2 terdekat saja, di dukung dengan fakta bahwa 78(76%) partisipan memilih setuju dan sangat setuju. Partisipan juga lebih senang meminta doa melalui aplikasi messenger (78%).

Partisipan tidak senang meminta doa melalui SnapWA atau SnapIG(Social Media yang bersifat publik). Partisipan juga tidak keberatan jika ada yang meminta doa melalui cara tersebut.


Benchmarking
Saya melakukan benchmarking dari kompetitor, KitaBisa. Aspek yang saya analisis dari benchmark, meliputi aksesibilitas, interaksi dan fitur. Kitabisa.com adalah platform untuk menggalang dana dan berdonasi secara online. Spesifikasi produk dari Kitabisa adalah Galang Dana, Zakat dan Birthday Fundraising.
Customer Segment
Orang-orang yang membutuhkan bantuan berupa dana
Orang-orang yang memiliki penyakit khusus, ke daerah yang terjadi bencana alam atau yayasan yang membutuhkan
Orang-orang yang ingin memberikan bantuan atau memberikan sumbangan
Revenue Kitabisa
Kitabisa men-charge kita sebesar 5% dari total donasi yang bisa dikumpulkan.
Contoh = Kita buat donasi sumbangan pembangunan masjid di Kitabisa, dan berhasil terkumpul Rp.100 juta, maka Kitabisa berhak mendapatkan 5% nya atau Rp.5 juta. Dan bersih kita akan dapat Rp.95 juta.
Key Findings KitaBisa fitur Beri Doa
Doa – doa di tampilkan pada homepage -> doa2 baik ditampilkan sebelum list donasi di homepage, membuat user yang baru membuka aplikasi tergugah untuk ikut mendoakan
Tombol Like untuk meng-Aminkan -> sisi baiknya orang menjadi tergugah untuk menuliskan doa, dan semakin baik doa nya akan mendapatkan atensi lebih banyak dari user lain dengan mengaminkan, tetapi kegiatan saling mendoakan ini harusnya bukan menjadi ajang perlombaan
Dapat menyembunyikan identitas pemberi doa/donator -> fitur yang sangat membantu orang untuk menghindari riya'
Harus berdonasi dulu jika ingin mendoakan
Flow KitaBisa
Onboarding Flow
Flow ini terdiri dari : splash screen, welcome page, register, onboarding (3 steps) kemudian masuk ke halaman homepage

Flow Aplikasi
Hampir seluruh fitur pada aplikasi ini ditampilkan dalam menu di Homepage, dari atas yaitu search, e-wallet, menu donasi, zakat, Saling jaga(asuransi), galang dana. Di navbar sendiri ada menu homepage, notifikasi, profile, saling jaga, dan history donasi.

Define
Affinity Diagram
Affinity Diagram digunakan untuk mengatur informasi dan merupakan output dari Affinity Mapping. Affinity Diagram membantu mengorganisir informasi ke dalam kelompok-kelompok item yang serupa. Affinity Diagram ini berguna untuk menganalisis data atau observasi kualitatif. Tahapan awal yang saya lakukan adalah mengelompokkan informasi yang di tangkap berdasarkan similaritas.

Setelah dilakukan pengelompokan, saya mengulangi beberapa proses, yaitu mencari pola dalam pengamatan yang berhubungan dan dikelompokkan, membuat grup untuk setiap pola dan memberi nama untuk setiap pola. Sampai akhirnya saya menemukan pola terakhir dan membuat pernyataan tentang apa yang ditemukan pada setiap pola (memberikan analisis kesimpulan akhir, disini saya menyebutnya ✨ Insight ✨)



Insight yang didapatkan dari tahap proses synthesize
Intensitas meminta doa kepada orang lain
Partisipan jarang meminta doa kepada orang lain
Partisipan sering meminta doa kepada orang lain
Preferensi cara meminta doa(secara langsung)
Meminta doa dengan cara chat WA dan live call apabila sedang jauh dari kerabat/keluarga
Sebelum meminta doa biasanya cerita/curhat dulu latar belakang dari doa yang ingin di pinta
Meminta doa lebih prefer kepada ustad/ustadzah melalui pengajian maupun pribadi secara langsung dengan bertemu
Preferensi cara meminta doa(melalui platform)
Meminta doa lebih prefer kepada ustad/ustadzah melalui perantara personal WA saat sedang jauh
Tidak pernah meminta doa melalui platform karena dirasa kurang etis
Kepada siapa biasanya meminta doa
Meminta doa kepada kyai atau ustad/ustadzah/ulama
Hanya meminta doa kepada orang2 terdekat saja
Tidak pernah meminta doa kepada orang yang tidak seberapa dekat/seberapa kenal
Alasan meminta doa kepada orang lain
Meminta doa untuk urusan kebahagiaan dunia dan akhirat
Sering meminta doa karena meminta doa merupakan perintah agama
Meminta doa untuk mendekatkan diri kepada tuhan
Meminta doa kepada orang lain karena akan ada opportunity besar yang akan di ambil
Meminta doa kepada orang lain karena suka cerita, jadi sekalian meminta doa
Feedback yang di dapat saat meminta doa
Tidak mendapatkan balasan dari yang dimintai doa
Feedback yang didapat berupa balasan yang cuek dan doa yang di berikan tidak seperti yang di inginkan
Respon dari meminta doa lewat chat biasanya berupa mengamini doa, memberi semangat, dan memberi icon
Ekspektasi dari meminta doa
Menginginkan feedback yang baik dari orang yang dimintai doa
Tidak pernah berekspektasi dalam meminta doa
Meminta doa kepada publik
Tidak pernah meminta doa kepada banyak orang sekaligus karena meminta doa merupakan hal yang sakral dan baiknya di lakukan personal
Meminta doa dengan di share ke social media adalah hal yang aneh
Kegiatan meminta doa dan mendoakan adalah hal yang baik dan perlu di expose
Kendala saat meminta doa
Hal yang menjadi penghambat untuk meminta doa kepada orang lain adalah jarak
Anak2 muda masih belum bisa menerima keharusan meminta doa ataupun mendoakan dan mendoakan sehingga tidak seberapa nyaman saat meminta doa kepada anak
Platform aplikasi yang biasanya digunakan untuk meminta dan mengirim doa
Lebih prefer untuk berkomunikasi secara langsung daripada melalui chat ataupun telfon
Platform yang sering digunakan untuk meminta doa adalah WhatsApp dengan fitur call dan video call yang sering dipakai
Kegiatan meminta doa dan mendoakan adalah hal yang baik dan perlu di expose
Diminta doa oleh orang lain
Banyak teman dan kerabat yang meminta doa melalui share group maupun story
Teman2 banyak yang meminta doa dalam konteks kesembuhan, musibah, ataupun masalah lain
Respon yang diberikan untuk orang lain
Tidak tertarik untuk menjawab pertanyaan dari orang yang meminta doa melalui chat maupun broadcast
Selalu mengusahakan untuk membalas doa yang diminta oleh siapapun baik dari story maupun personal
Behavior lain
Mengikuti kelompok pengajian
Memiliki seorang kyai/guru adalah sebuah keperluan sebagai tuntunan bimbingan hidup
Memiliki group WA untuk menjalin komunikasi dan menjaga silaturahmi dengan keluarga, kerabat dan teman
User Persona
Dari hasil research dan problem yang ditemukan, saya mencoba membuat persona yang dapat mewakili pengguna sebenarnya. Persona yang dibuat dibagi menjadi 3 persona, persona 1 dan 2 mewakili segmen dibawah umur 40 tahun, dan persona 3 mewakili segmen dengan usia diatas 40 tahun. 👨
2 persona akhir (Iqbal dan Abiyyu) mewakili segmen pengguna dengan umur dibawah 40 tahun. Iqbal mewakili segmen anak muda yang masih labil, dan Abiyyu mewakili segmen yang sudah cukup dewasa. Kemudian 1 persona terakhir (Bapak Mahmud) mewakili segmen pengguna dengan umur di atas 40 tahun dan dengan background agama yang kuat.
Dari problem yang sudah dipetakan, lantas bagaimana caranya agar user bisa tetap mempertahankan kebiasaan berdoa dan mendoakan melalui sebuah platform?
Ideate
Brainstorming

Task Flow
Task Flow adalah istilah untuk mendeskripsikan serangkaian task yang harus dilakukan oleh user untuk menyelesaikan beberapa proses. Disini saya membuat Task Flow untuk beberapa proses, yaitu :
Flow keseluruhan aplikasi
Yang pertama adalah big picture dari keseluruhan fitur aplikasi. Pada aplikasi YDSF ini, fitur utamanya adalah Donasi, Zakat, Kirim Doa, Konsultasi kepada ustadz/ustadzah, Relasi dan Profile

Flow login/register

Flow fitur donasi

Flow fitur kirim doa

Flow fitur konsultasi

Flow fitur relasi

Flow fitur profile

Ideate
Wireframe
Wireframe merupakan sebuah kerangka untuk menata suatu item di aplikasi. Pembuatan wireframe ini dilakukan sebelum pembuatan prototype. Ini adalah wireframe untuk tiap2 flow dari fitur aplikasi YDSF.
Wireframe Fitur Login/Register




Wireframe Homepage, Fitur Donasi dan Berita




Wireframe Fitur Zakat



Wireframe Fitur Kirim Doa


Wireframe Flow Profile, Relasi dan Konsultasi





High-Fidelity





Testing
Usability Testing
Untuk menguji aksesibilitas produk, saya melakukan Usability Testing kepada 3 partisipan menggunakan metodologi Unmoderated Remote Usability Testing. Tools yang saya gunakan yaitu Maze.

Dalam Usability Testi ini, fitur yang akan di uji adalah Login/Register dan flow Kirim Doa. Dengan total task keseluruhan yaitu 5 task :
Register
Login
Meminta Doa kepada Ustadz
Meminta Doa kepada teman (post)
Kirim Doa ke teman
Heatmap Usability Test



Usability Metriks untuk mengukur Efektifitas (Effectiveness)
Efisiensi dapat direpresentasikan sebagai persentase dengan menggunakan persamaan :

Hasil Pengukuran
Hasil pengukuran efektivitas pada 5 task yang di ujikan kepada 3 user ditampilkan dalam grafik berikut dengan keterangan skala perhitungan persentase. Hasil dari pengujian menunjukan seluruh user dapat menyelesaikan seluruh task.

Usability Metrics untuk mengukur Efisiensi (Efficiency)
Efisiensi dapat direpresentasikan sebagai persentase dengan menggunakan persamaan :


Hasil Pengukuran
Hasil pengukuran Efisiensi pada 5 task yang di ujikan kepada 3 user ditampilkan dalam grafik berikut dengan keterangan skala perhitungan yaitu goals/menit. Hasil terendah berada pada pengujian task Register. Ini berpengaruh juga dengan banyaknya screen atau task yang harus di selesaikan user, pada tahap register, user harus mengisikan informasi pribasi dan onboarding. Hasil tertinggi diperoleh oleh task Login, karena memang hanya perlu memasukan informasi usernmail dan password. kemudian diikuti fitur kirim doa ke teman, minta doa ke teman, dan minta doa ke ustadz.

Outome & Lesson Learned
Berdasarkan studi kasus ini, saya telah belajar banyak tentang penerapan metode dan prinsip UX dalam proses design thinking. Mulai dari melakukan riset, menganalisis data, membuat alur flow, mendesain UI, melakukan usability testing, dan juga mempresentasikan hasil. Studi kasus ini merupakan studi kasus yang saya lakukan di saat saya juga mengerjakan skripsi. Sejujurnya, cukup sulit untuk membagi waktu agar tetap imbang antara passion dan kewajiban pendidikan.
Meskipun saya telah mempelajari dan mengimplementasikan banyak hal, saya masih menghadapi banyak kesulitan dan banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, seperti masih ada pain point dan skenario yang belum sepenuhnya dipikirkan, data wawancara dan usability test yang mungkin tidak representatif. Demografi masih didominasi pada gen Z, perlu dilakukan usability testing dengan lebih mendalam, masih belum bisa merasakan kesan dan ekspresi dari user, dll
Berikut adalah beberapa poin utama yang dapat saya berikan berdasarkan pengalaman saya melakukan studi kasus UX ini:
Solusi pertama yang kita buat belum tentu solusi terbaik.
Dalam membuat desain kita perlu mempertimbangkan banyak aspek penting, antara lain bisnis, upaya teknologi, pemangku kepentingan eksternal (dalam hal ini penyedia internet), dan juga tidak lupa mempertimbangkan pesaing yang ada.
Jangan jadi feature creep. Yang saya sadari yaitu menambahkan fitur akan menambah kompleksitas yang tidak perlu bagi user ataupun desainer. Jadi, fokus saja pada task yang harus dilakukan yang paling penting.
コメント